Sasi: Kearifan Lokal Pelindung Laut Maluku & Papua

Sasi: Kearifan Lokal dalam Menjaga Ekosistem Laut Maluku dan Papua

Kategori: Kearifan Lokal | Tanggal Posting: 10 April 2025

Apa Itu Tradisi Sasi?

Sasi adalah sistem adat yang diterapkan oleh masyarakat di Maluku dan Papua untuk melindungi sumber daya alam, khususnya laut. Tradisi ini mengatur larangan mengambil hasil laut atau darat dalam periode tertentu guna memberikan waktu regenerasi pada ekosistem.

Tradisi ini merupakan bukti nyata bahwa masyarakat adat telah lama menerapkan prinsip konservasi sebelum munculnya kebijakan modern tentang lingkungan.

Fungsi dan Tujuan Sasi

  • Melestarikan populasi ikan, teripang, lobster, dan biota laut lainnya.
  • Mencegah eksploitasi berlebihan oleh masyarakat atau pihak luar.
  • Membentuk kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga alam.
  • Meningkatkan hasil panen laut setelah masa sasi berakhir.

Proses Penerapan Sasi

Penerapan sasi tidak dilakukan sembarangan. Ada beberapa tahap penting dalam tradisi ini:

1. Penutupan Wilayah

Wilayah laut atau darat tertentu diumumkan sebagai wilayah sasi oleh tetua adat atau gereja lokal, disertai tanda larangan seperti daun kelapa atau kayu khusus.

2. Masa Larangan

Selama masa ini, tidak ada aktivitas pengambilan hasil laut. Pelanggaran akan dikenakan sanksi adat yang tegas.

3. Pembukaan Sasi

Setelah waktu yang ditentukan, sasi dibuka kembali melalui upacara adat, dan masyarakat diperbolehkan memanen secara bersama-sama.

Sasi Sebagai Bentuk Konservasi Modern

Menurut Wikipedia, sasi telah diakui sebagai bagian dari konservasi berbasis masyarakat. Tradisi ini selaras dengan pendekatan pengelolaan berbasis ekosistem yang kini digalakkan oleh lembaga-lembaga lingkungan dunia.

Banyak LSM dan institusi pemerintah kini bekerja sama dengan masyarakat adat untuk mengembangkan model co-management yang berbasis pada praktik lokal seperti sasi.

Contoh Keberhasilan Sasi

Beberapa desa seperti Haruku dan Kaimana berhasil menjaga kelestarian laut dengan menerapkan sasi secara konsisten. Hasilnya:

  • Populasi biota laut meningkat drastis.
  • Kesejahteraan nelayan lokal membaik.
  • Ekowisata berbasis konservasi mulai berkembang.

Pelestarian Sasi di Tengah Modernisasi

Tantangan globalisasi, pertambangan, dan industri perikanan modern mengancam keberlangsungan sasi. Namun, melalui kolaborasi antara adat dan ilmu pengetahuan, sasi dapat menjadi bagian dari solusi krisis lingkungan.

Penutup

Tradisi sasi bukan hanya sekadar aturan adat, tetapi juga bentuk kecintaan terhadap alam yang telah diwariskan turun-temurun. Sudah saatnya kita belajar dari kearifan lokal ini untuk menciptakan masa depan yang lebih lestari.

Baca juga artikel budaya lainnya seperti Rambu Solo’ dan Subak Bali untuk memahami lebih banyak bentuk kearifan lokal Nusantara.

Ayo Dukung Pelestarian Budaya!

Mari dukung tradisi seperti sasi dengan menyebarkan pengetahuan ini kepada generasi muda. Bagikan artikel ini dan bantu jaga kekayaan budaya Indonesia!

 

Exit mobile version