Mappacci: Ritual Penyucian Diri Jelang Pernikahan di Bugis
Mappacci adalah sebuah tradisi sakral dalam budaya Bugis yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Ritual ini memiliki makna mendalam sebagai bentuk penyucian diri calon pengantin, baik secara lahir maupun batin, sebelum memasuki kehidupan baru sebagai suami atau istri.
Makna dan Filosofi di Balik Mappacci
Dalam adat Bugis, Mappacci bukan sekadar seremoni. Ia adalah simbol dari
pembersihan diri, pelepasan masa lalu, dan penyambutan masa depan dengan hati yang bersih. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur serta ungkapan syukur atas berkah pernikahan.
Elemen Penting dalam Prosesi Mappacci
- Daun Pacci (daun pacar): digunakan untuk menandai simbol penyucian.
- Penjemputan oleh keluarga: keluarga dan kerabat hadir sebagai saksi dan pemberi restu.
- Pakaian adat Bugis: calon pengantin mengenakan busana tradisional yang penuh makna.
Tahapan dalam Ritual Mappacci
Prosesi Mappacci biasanya dimulai dengan pembacaan doa dan puji-pujian. Setelah itu, para orang tua dan tokoh adat akan menempelkan daun pacar ke telapak tangan calon pengantin sebagai simbol pembersihan dan restu.
1. Pembacaan Doa
Doa dibacakan oleh imam atau pemuka adat, memohon kelancaran dan keberkahan dalam pernikahan yang akan dilangsungkan.
2. Proses “Mappacci”
Proses ini dilakukan oleh anggota keluarga atau tetua adat. Mereka menempelkan daun pacar ke tangan calon pengantin dengan penuh harapan dan doa.
3. Simbol Restu dan Harapan
Tindakan ini melambangkan bahwa sang pengantin siap menjalani hidup baru dengan restu keluarga dan masyarakat.
Peran Mappacci dalam Budaya Bugis Modern
Meski zaman terus berubah, Mappacci masih dilestarikan oleh masyarakat Bugis. Bahkan dalam pernikahan modern, tradisi ini tetap dijaga karena dianggap sebagai bagian penting dari identitas budaya.
Pelestarian Nilai Budaya Melalui Tradisi
Tradisi Mappacci bukan hanya tentang adat, tetapi juga tentang nilai gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap leluhur. Pelestarian tradisi seperti ini penting agar generasi muda tetap mengenal jati diri budaya bangsa.
Kesimpulan
Mappacci merupakan bukti kekayaan budaya lokal Bugis yang sarat makna. Ritual ini menjadi pengingat bahwa pernikahan bukan hanya urusan dua individu, tetapi juga menyatukan dua keluarga besar dalam semangat kebersamaan dan doa.
Baca juga artikel kami tentang Subak Bali: Sistem Irigasi Tradisional yang Mendunia dan Rambu Solo’: Upacara Kematian Suku Toraja.
Untuk informasi lebih lanjut tentang budaya Bugis, Anda bisa mengunjungi
Wikipedia – Bugis atau artikel ilmiah di
Jurnal UGM.
Ayo Jaga Warisan Budaya Kita!
Yuk, bagikan artikel ini ke media sosialmu jika kamu bangga akan tradisi Indonesia! Atau, tulis komentarmu di bawah—apa pendapatmu tentang pelestarian budaya seperti Mappacci?
